LSM asing.
Tertarik untuk melakukan misi sosial, tak ada salahnya untuk bergabung dengan Non Govermental Organization (NGO). LSM asing yang dipegang langsung oleh lembaga internasional yang telah memiliki kantor cabang dan badan hukum di Indonesia ini memberikan Anda kesempatan untuk menjalankan program yang telah mereka buat untuk beberapa wilayah di Indonesia, di samping memberikan kesempatan untuk bertemu dan merencanakan misi dengan tim dari negara lain di kantor pusat, atau tempat yang telah d tentukan dan biasanya di luar negeri.
Misi sosial yang dijalankan seputar pendidikan, anak-anak, lingkungan, atau kesehatan. NGO tersebut antara lain; WWF (Worldwide Fund for Nature), Ecpat, World Vision International, Save The Children, dan lainnya. Ada juga lembaga bantuan internasional seperti UNICEF, UNESCO, atau ILO. Untuk standar gaji, biasanya mereka menggunakan hitungan dollar. Anda dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, di samping kualifikasi lain yang harus dipenuhi. KelilingIndonesia dan pergi ke luar negeri, why not?
Kedutaan besar.
Tak begitu menyukai kegiatan outdoor yang dilakukan para aktivis NGO, namun ingin bergabung dengan lembaga asing? Segera kirimkan lamaran ke kedutaan besar negara tetangga. Anda akan bekerja layaknya pegawai kantoran biasa. Posisi yang ditawarkan pun beragam. Bedanya, informasi lowongan kerja biasanya tak dipublikasikan secara luas. Datang atau menanyakan informasi langsung pada lembaga terkait merupakan langkah tepat.
Satu hal yang menjadi syarat penting ialah calon karyawan dituntut mampu berkomunikasi dengan pemerintah negara terkait, misalnya Pemerintah Amerika bila bekerja di Kedutaan Besar Amerika. Dalam hal ini, kemampuan bahasa Inggris atau pun bahasa asing lain sangat diperlukan, tergantung kebutuhan. Menariknya, karyawan akan mendapat fasilitas untuk berkunjung ke negara tersebut setidaknya satu tahun sekali, gaji pun dalam hitungan dollar. Biar lebih mudah diterima, Anda bisa kok memulainya dengan magang.
Pengajar bahasa asing.
Memiliki kemampuan bahasa asing yang oke, manfaatkanlah untuk mengajar. Jadi dosen atau pengajar di lembaga bahasa asing, misalnya. Apalagi bagi Anda lulusan fakultas sastra Mandarin, Inggris, Jerman, dan lainnya. Kesempatan untuk mengikuti ajang pertukaran budaya dengan negara terkait sangatlah mungkin, termasuk mendapat beasiswa.
“Yang menarik dari profesi ini ialah kenal banyak orang dan bisa membantu murid untuk mengerti Bahasa Mandarin. Tak monoton di kantor, jadi sering jalan-jalan, baik ke China atau Taiwan. Saya kan juga mengajar di universitas, jadi sering ada kunjungan dengan dekan atau rektor ke negara-negara itu. Untuk gaji, semakin banyak job semakin banyak pendapatan. Semua kita sendiri yang mengatur, ingin dapat besar, carilah pekerjaan lebih banyak, bisa jadi guru privat dan dosen,” demikian menurut Ayu Trihardini, 29, pengajar bahasa Mandarin.
Tour leader.
Menggunakan jasa agen wisata bukanlah hal yang asing lagi. Beragam paket dengan harga bersaing membuat jumlah pengguna jasa ini semakin meningkat. Selain harga, agen wisata juga menawarkan kemudahan dan keamanan khususnya selama berada di luar negeri. Selama perjalanan, Anda juga akan ditemani oleh pemandu wisata atau tourguide yang siap memberikan informasi seputar tempat wisata. Eh, asyik juga ya jadi tourguide, bisa jalan-jalan dan dibayar pula. Tertarik?
Selain kemampuan komunikasi yang baik, seorang tourguide juga dituntut memiliki kesabaran tinggi. Sebab, berbagai macam tamu dengan berbagai karakter berbeda harus mampu Anda taklukkan. Anda juga harus siap dengan jam kerja yang tidak biasa, jauh dari jam kantor yang 9 to 5.
Chef.
Bila Anda gemar memasak, ada
kesempatan untuk mengikuti sekolah koki profesional dan menjadi chef.
Biasanya sebuah culinary institute menawarkan berbagai jurusan, seperti
patiseri, pariwisata, dan perhotelan. Tak hanya skill, profesi ini juga
membutuhkan passion yang tinggi. Semakin Anda lihai membuat makanan
enak, maka semakin mulus jenjang kariernya. Kesempatan ke luar negeri
pun terbuka lebar bila Anda meniti karier di hotel bertaraf
internasional atau kedutaan besar.
“Setelah lima tahun menjadi koki, saya menawarkan diri untuk menjadi
koki di kedutaan besar Indonesia di Swiss dan diterima. Sangat
bersyukur. Tiga tahun setelah itu, akhirnya saya mencoba peruntungan
untuk bekerja di salah satu hotel di sana,” ujar Fitri, seorang chef
berusia 38 tahun.Sumber: (Majalah CHIC/Ayunda Pininta Kasih), kompas.com
No comments:
Post a Comment